Minggu, 02 September 2012

Dalam Kenangan #RIPLisa

Ketika seseorang pergi apa yang kamu ingat darinya? Perjalanan dengannya, obrolan dan kebiasan yang selalu terjadi bersamanya, ataukah kenangan pahit yang tidak tahu juntrungannya. Itu yang saya pertanyakan malam itu. Malam pada hari kematiannya. 

Namanya Lisa Mayaselli. Perempuan yang berusia 24 tahun itu saya kenal di kampus. Sesaat setelah satu minggu kami belajar di kelas, entah mengapa kami jadi dekat. Saya dengan dirinya selalu duduk berdampingan di baris kedua atau ketiga. Untuk makan siang dan ke kantin selalu berdua. Mungkin karena ia cenderung pendiam dan baru cerewet sesekali saja. Sedangkan saya terlalu bawel. 

Ia istimewa, dengan tubuhnya ramping, kulit putih, tinggi semampai dan punya wajah cantik. Siapa saja melihatnya pasti membuat iri. Termasuk saya. Banyak pria yang meliriknya, tapi saya ingat betul dengan kisah cintanya. Hanya dengan beberapa orang saja tapi itu membekas baginya. 

Love is fool. Itu adalah judul buku, kumpulan pengalaman pribadi dari orang-orang tentang cinta. Banyak hal bodoh yang selalu dilakukannya kepada mantan-mantan. Siletan di tangan, telepon seluler baru dibanting sampai air mata tak kunjung henti. 


Kami dekat, karena sama-sama bisa jadi tong sampah tanpa harus terikat selama 24 jam. Ia cerita, saya mendengarkan. Saya curhat, dia kembali mendengar. Padahal tak ada satu pun solusi di dalamnya. 

Lalu apa akan saya ingat tentangnya? Saya bingung. Ternyata sesal muncul, seminggu sebelum hari Lebaran kami bertemu dengan teman sekelas. Seperti biasanya ia cerita banyak tentang keluarga dan pacarnya. Seperti biasanya pula saya mendengarkan, tapi tidak ngeh. Saya sembari sibuk dengan orang lain di sekitarnya. Sayangnya, kami tidak foto berdua. 

Pertanyaan itu kembali muncul, saya melirik kenangan ibarat film. Setiap sebelum tidur, satu per satu ia kembali hadir. Percapakan, kebiasaan, setiap kata, tindakan, dan tentunya kado yang pernah ada. Tapi tetap saya menangis dengan dada sesak, merasakan apa yang saya lakukan dengannya belum banyak. Saya salah (mungkin) tak sempat membuatnya betul merasai apa itu persahabatan. 

Sesal hanyalah di belakang. Tapi ketika 1 September lalu, di tengah teriknya matahari, saya bersama Mimi Fahmiyah ke kampus. Saat itu sedang masa orientasi siswa dan tahu apa yang terjadi? 

Kelas itu jadi saksi bisu, ruang teater lantai 6, kantin dakwah, pelataran sisi Fakultas Ushuluddin, dan sisi kampus UIN. Bahkan ketika kami makan di Ayam Penyet Ciputat, tiba-tiba terlontar. "Ih, dulu kan kita sering banget makan di sini. Lisa demen banget pedes."

Saya dan Mimi jadi hening, tersenyum lalu tertawa. "Oh iya, iyaa..," kata Mimi. Cerita itu kembali bermunculan. Sama halnya ketika kami mau nyalon di salon. Dulu ketika di kampus, ia selalu mengajak, dengan entengnya saya selalu jawab. "Ngapain sih nyalon, abisin duit doang."

Tapi ternyata ada manfaat dari nyalon. Itu yang saya lakukan dengan Mimi kemarin. Selalu ada manfaat dari setiap tindakan, pada akhirnya hal itu jadi kenangan tersendiri. 

Malamnya, ketika saya kembali membuka blog, di laman sisi kiri bawah ada Terpopuler. Judulnya "Ia Sedang Sekarat", cek di http://tiaagnes.blogspot.com/2011/05/ia-sedang-sekarat.html. Di sana ada cerita saat ia kasih kado flat shoes (sebenarnya saya enggak suka feminim) pas di Malang. 

Sore harinya, saya pergi ke rumahnya di Ciledug. Di sana, saya ngobrol dengan ibunya meski tak sempat ke makamnya karena kemalaman. Lalu masih di pertanyaan yang sama. Tapi kini sudah ada dengan jawaban yang buat saya tersenyum dan tenang. 

Di setiap tempat, baik itu kelas, Jalan Pesanggarahan, Ciputat, rumahmu, dan di manapun, di sana ada kamu, ada kenangan itu sahabat. Saya menyimpannya baik-baik. 

Seperti saat kamu pamit dalam mimpi, "Gue pergi nes, gue pamit. Gue selalu di sini, samping lo, samping teman-teman. Gue pamit yah.. Lo baik-baik di sana, jangan lakuin hal-hal bodoh terus."

Hahaa, hal-hal bodoh itu Lis, yah saya tahu itu, tahu dengan pastinya. Saya ikhlas melepas kepergianmu yang tiba-tiba. Saya sempat menangis, merenung, dan kaget tapi pada akhirnya semua manusia akan kembali ke tanah. 

Saya ikhlas kamu pergi sahabat. Saya ikhlas ridho lillahi ta'ala. Kamu juga baik-baik di sana. Saya pun demikian. Makasih sudah ajarkan banyak hal pada saya. Kamu tegar dengan penyakit dan hal-hal bodoh itu. Saya pun harus demikian. Semangatttttt! Tenang di sana sahabat ;))

Pasar Minggu, 2 September 2012 pukul 23.05 (in memory Lisa Mayaselli) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar