Rabu, 07 November 2012

Sakit dan ...

Saya mulai membenci tubuh ini usai pelantikan gubernur baru. Mengapa? Karena sejak itu imunitas menurun, virus influenza mulai mewabah. Dimulai dari batuk dan meriang selama seminggu (tapi saya tetep masuk gawe). Kemudian saya berobat ke sebuah klinik dekat rumah. Sempat sembuh setelah dua hari. Namun tetap saja sakit, sepuluh hari kemudian karena bertambah parah, dan kembali berobat di tempat yang sama. 

Tapi, duit berobat yang berasal dari gaji saya kembali ludes tanpa ada perbaikan di tubuh. Saya merasa sejak di Balaikota makan siang selalu teratur, karna di sana banyak teman-teman yang juga punya jadwal makan berbarengan. Kecuali jika blusukan ke kampung-kampung, itu yang enggak tentu. Soal sarapan dan makan malam, memang saya tidak terbiasa. Lalu kenapa? Ada apa dengan tubuh ini?

Senin malam lalu, saya pun jadi merasakan demam tinggi, dan ngigo karena enggak bisa tidur. Sampai pagi menggigil, panas dingin. Ditambah maag yang jadi enggak karuan. Padahal Senin malam itu juga, usai liputan rapat gubernur dan wagub yang bejibun di Balaikota, saya sempat makan malam di Jalan Sabang dengan kawan-kawan. Lalu kenapa jadi panas dingin begini? Saya enggak ngerti. 

Tumben, baru kali ini mama tampak lebih kuatir. Rasanya perhatian yang over ini melebihi waktu saya SMP kena tipes. Sama halnya dengan nyak yang mondar mandir jengukin terus ke kamar. Bahkan kepala saya sampai dibaca-bacain olehnya. Nggak tahu maksud nyak apa. 


Malam ini saya tahu punya sedikit kekuatan untuk sekedar nulis di blog, sambil perasaan dan kondisi yang enggak karuan. Tapi hati dan pikiran saya menyuruh untuk nulis, setelah itu (mungkin) saya akan merasa baik-baik saja. 

Selama kondisi yang enggak oke ini, setiap harinya saya selalu gregetan dengan pemberitaan metropolitan. Kayaknya tiap jam atau maksimal tiga jam sekali terus-terusan mau liat informasi berita di Harian Detik, detik.com, kompas.com, vivanews, dan media lainnya. Saya enggak mau ketinggalan. Serta saya merasa gregetan, dalam hati 'kok gue gak liputan itu juga sih.' 

Tapi apa dayalah yah, sudah berobat tiga kali dan saya tetap berakhir di pulau kapuk, di ruangan dan tempat memuakan ini dengan baju super double dan kondisi aneh. Ditambah kanan kiri, depan belakang tembok berwarna putih, dan bau yang sungguh bikin saya eneg. 

Mama bingung dan saya juga tahu mama double sedih karena saya dan mengurus bontot. Tak kuasa juga, saya tahan tangis. Diam-diam enggak menunjukan depan mereka. Sumpah saya mau liputan, saya mau kerja. Otak dan pikiran saya di isu metropolitan. Saya benci tubuh ini!!! tapi dan tapi.. Tuhan bersama saya kan?

Suatu tempat, 7 November 2012 pkl 20.43

1 komentar: