Jumat, 28 September 2012

Kedai Kopi dan Sepasang Kekasih

Duduk sendiri. Saya memilih ruangan bersama orang-orang yang merokok. Di sini bebas, banyak cewe yang merokok Mild, pria yang ngobrol ngalor ngidul dan cewe di bangku sebelah yang lagi curhat tentang gebetannya. Asikkkk..

Sedangkan saya memilih duduk di pojokan dekat dapur, tapi tetap di bawah kipas angin. Di sini, terdengar koki sedang memasak, suara dentuman pisau atau panci. Serta hilir mudiknya pelayan membawa makanan. Minuman saya, sudah habis tuh dari satu jam lalu. Tapi masih tetap nyaman dan enggak ada yang mengusir.

Lalu kenapa suka di sini? Wi fi nya kuat, tempatnya nyaman, enggak begitu banyak remaja ababil yang ngobrol. Lebih terpenting lagi enggak ada bau bir, aman dan tentram. hehee..

Di depan saya, si perempuan berusia sekitar 30an. Ia merokok Mild, sudah habis tiga batang sejak ia datang ke kafe 40 menit lalu. Tangannya sibuk bermain dengan telepon seluler, sambil sesekali menghisap rokok kuat-kuat. Ia memesan Bakoel Ice Moccha. Saya tahu itu. Lalu, ia seperti menelpon kekasihnya lalu berkata Oke. 

Kemudian, ia berdandan dan kembali memesan menu. Sepertinya akan ada yang datang, entahlah. Eng i eng, benarlah datang seorang pria bule. Tingginya sekitar 180an cm, berpakaian kasual, dan perawakannya seperti orang Perancis. 



Si perempuan langsung mengenggam tangan bule itu, tatapannya enggak lepas sama sekali. Mereka berbicara dalam bahasa Perancis dan saya sama sekali terkesan ngontrak. Eh, kok mata si perempuan menangis? Bulenya langsung usap air matanya. Apa yang mereka bicarakan yah? Ahh, saya jadi belum mau pulang nih. Tetap tinggal di sini dulu. 

Mereka asyik berbincang lagi, si bule tersenyum indah banget. Kali ini, si perempuan itu enggak menangis lagi. Kalau saya jadi orang yang dipegang tangannya, enggak bakalan saya lepas deh. 

Oh iya, si perempuan itu orang Indonesia, kulitnya putih dan bertubuh gempal. Tapi antara berat badan dan tingginya sesuai. Ia memakai high heels berwarna krem. Pakaiannya cukup modis. 

Eh tiba-tiba, si pria mengeluarkan cincin dari kantung celana. Saya enggak tahu apa yang dikatakannya tapi dia berlutut dan si perempuan menangis sambil mengangguk. Wow, mungkin dia bilang "Will You Maryy Me..." :)

Saya cuma bisa cengo sambil perhatiin pemandangan indah di depan mata. Di kedai kopi dari tahun 1880an, jadi saksi bisu cinta mereka. Siapa pun kalian, selamat yahhh.. So sweet.. ;))

Bakoel Koffie Cikini, 28 September 2012
pukul 20.20 WIB



1 komentar: