Kamis, 03 Mei 2012

Titik Nol


-Ketika seseorang berada pada titik lemahnya, maka ia akan kembali ke titik nol-

Antara Oktober hingga November 2011, saya ingat betul, ketika hari itu bolos kerja demi sesuatu yang ingin diraih. Profesi yang diidamkan.

Pagi harinya, bapak bertanya, “Mau diantar ke mana?” Saya bilang, “Ke Buncit, ada janji liputan.”

Pagi itu saya berbohong, padahal saya ada interview. Mencari pekerjaan lain. Saya ingat betul, itu pukul 9 pagi dan hujan. Saya memakai blazer coklat. Sempat aneh karena gedungnya tak bernama tapi ketika di lantai dua, saya menjadi senyam senyum sendiri. Dalam hati, “Oh ini toh kantor, ohh yang ini.”

Selama hampir seharian dari psikotes, tes menulis, diinterview semuanya dijalani. Meski dalam hati, ada rasa sesal karena berbohong. Kepada bapak, mama, dan kantor lama. Saat mencium telapak tangannya, hati terenyuh. Maaf pak, ini bukan menjadi seperti yang kamu mau; PNS, karyawan kantoran, atau guru. Tapi yang lain.

Malam itu, April 2012 saya kembali merasakan apa yang dinamakan Titik Nol. Ada siluet bapak mengantarkan saya ke kantor itu, ada perasaan terenyuh ketika mencium telapak tangannya, dan rasa bersalah ketika berbohong. Bayangannya di depang gerbang itu.

Selepas turun dari lantai atas, rasanya lemas, kaget, dan shock. Saya mencoba mencari semangat, logika terbalik, aufklarung atau apapun namanya yang membuat saya tidak sedih dan hopeless. But nothing there.

Depan gerbang ada bapak, ada tujuh bulan lalu. Saya tahu itu. Ini pilihan dan konsekuensi saya. Termasuk ketika rasa sedih itu tiba-tiba muncul.

Ia tak salah, ia hanya mengajarkan. Saya tahu salah. Tapi sesalah-salahnya manusia, pasti butuh waktu untuk merenung sejenak. Berpikir mana yang benar dan mana yang harus diperbaiki.  Sehingga benang itu tak kembali kusut.

Guys, mungkin ini hanyalah sebuah Titik Nol pertama, nantinya pasti ada yang kedua ketiga dan seterusnya. Serta akan ada pilihan, konsekuensi, kesedihan, dan tangisan berikutnya. Jadi, saya mencoba menganggap titik nol ini sebuah refleksi, pembelajaran, atau proses menuju perjalanan yang lebih baik.

Pasar Minggu, 3 Mei 2012 pukul 23.43 Wib



1 komentar:

  1. Mestakung - Semesta Mendukung. Partikel pada titik nol pada akhirnya akan melonjakkan berjuta-juta elektron dan bertabrakan dengan setiap muatan terkecil hidup, sehingga akan kembali memuncak dan menuju ke posisi awal, sebelum muatan bereaksi. :D

    Semangat teh...

    BalasHapus