Kamis, 17 November 2011

Passion


Masih ingatkah kalian dengan pertanyaan ini, “Kalau sudah besar nanti mau jadi apa?” Pastinya setiap dari diri pernah ditanyakan hal tersebut. Saya pun demikian. Guru masa taman kanak-kanak (TK) selalu membuat saya berangan. Mengimpikan sebuah profesi yang ideal suatu hari nanti. 

Menjadi dokter. Itu yang paling utama, terkenal dan selalu didambakan oleh anak-anak. Memakai baju dokter yang berwarna putih. Menjadi polisi pun sama. Seragam polisi kanak-kanak yang lucunya bikin gemesin. Guru TK saya ada dua orang, meski saya lupa namanya tapi saya ingat wajah dan tinggi mereka. Yang satu pendek, dan satunya lagi tinggi. Yang tinggi, sangat cantik dan berkulit putih. Rambutnya ikal sebahu. Ia selalu memakai rok sedengkul. 

Yang pendek, sedikit gemuk dan pipinya tembem. Sering juga memakai rok sedengkul dan blazer, terakhir ketemu ia kini berjilbab. Tapi masih pendek. Dan satunya lagi masih tinggi. Mereka tak pernah berubah. Masih mengajar di TK yang sama dengan kebiasaan yang sama. Tinggi dan pendek yang sama serta perjalanan pulang dan pergi yang sama. 

Namun, murid-muridnya yang berubah, termasuk saya. Usia kian bertambah dan pertanyaan tersebut kian menuntut. Dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, hingga mendapatkan gelar strata satu. Pertanyaan itu bagai hantu tak berujung. Baik dalam keluarga kecil, keluarga besar, dan masyarakat sekitar.

Dengan adanya penjurusan pada sekolah menengah atas serta di perguruan tinggi sebenarnya membantu dalam mencari profesi yang cocok dalam pekerjaan kita. Namun, kadang kala, semuanya tak berjalan seperti adanya. Keinginan, impian, bahkan profesi yang diinginkan perlahan tak tahu ke mana arah. Pertanyaan masih kecil itu, kian teringang di telinga, “Sekarang kamu mau kerja apa?” 

Belakangan ini ketika saya sibuk berbicara dengan Tuhan dan terasa dekat sekali. Rasanya ada sebuah pilihan, ada jawaban dari semua pertanyaan ini. Kita tidak ada yang pernah tahu bagaimana kelanjutan kehidupan di masa depan nanti. Saya tak pernah tahu. Saya yang merencanakan dan Tuhan yang menentukan. Sama halnya seperti ini. Jodoh, maut, dan rezeki berada di tangan-Nya dan saya hanya bisa berharap; Semoga jalan ini direstui oleh siapa pun yang berada di sekitar saya. Badai dan rintangan selalu ada, tapi lancarkanlah semuanya. God beside me! Thanks..
-Wish me lucky- 
-Life is short and share your passion-
agnes.. ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar