Minggu, 30 Oktober 2011

Penjelajah Kehidupan II


Saya kembali bertemu dengan satu nama lagi. Anehnya pertemuannya unik dan tak terduga. Lalu, saya seakan terhubung olehnya. Entah mengapa. Ketika membaca tulisannya, saya dapat merasai bagaimana ekspresinya ketika makan, bagaimana ia sebegitu usahanya untuk menulis artikel, bagaimana perjuangan ia sampai kini. Dan its so amazing! 
Kala itu, di kantor, sambil berselancar mencari data apa saja yang unik untuk kuliner. Saya menemukan dua website yang hingga kini saya setia menyambanginya. Pertama, website mengenai kupon atau diskon apa saja. Mulia dari makanan, spa, olahraga, barang elektronik hingga diskon liburan lho. Suatu hari saya pernah membeli kuponnya. Flashdisk Rabbit 4GB merk Kingston. Kualitas bagus dan pastinya pengirimannya cepat banget. Padahal saya kira akan dikirim seminggu bahkan dua minggu lagi tapi itu beberapa hari setelah saya menyelesaikan pembayaran. Promosi sedikit namanya http: www.disdus.com. Dealnya keren-keren lho!

Satu lagi, saya jatuh cinta dan wow banget. Website yang nggak komersil, punya idealisme atau visi misi, dan pastinya bacanya nggak ada kaidah jurnalistik kaku atau harus seperti feature. Ia terasa membebaskan setiap jiwa yang berkecamuk dalam tulisannya. Apa saja bisa dijadikan tulisan. Dari resto mewah, resto setengah mewah, hingga makanan jalanan yang maknyoss abis. 

Kini, kami pun terhubung baik secara email, facebook, maupun (mungkin) batin. Kadang tiap perjalanan pulang di kereta atau di bus Transjakarta saya suka berpikir, terheran-heran. “Gila itu orang terobsesi banget yah bikin web, tulisannya bener2 banyak, nulisnya juga gak nanggung-nanggung. Bebas banget, gak ada yang ngatur.”

Mungkin itulah yang membuat ratingnya tinggi sekali. Bagaimana pun, ia  bertahan dan berjuang sendirian, meski harus keluar dari kantongnya. 

Ia unik. Websitenya juga unik. 

Saya jatuh cinta terhadap tulisan. Memang sebuah karya tulisan ia harus dibebaskan. Biarkan kata-kata itu yang bercerita, anehnya ia akan mempunyai jiwa. Saya percaya bahwa setiap tulisan mempunyai jiwa. Ruh. Ruh itu bersemayam dalam diri manusia. Menunggu dibangunkan atau ia diasah secara terus menerus. Makanya, saya yakin itulah yang membuat setiap karya menjadi bestseller bahkan memiliki puluhan ribu peminat. 

Saya peminat ia dan websitenya. Saya ingin kopi darat dengannya. Ketika saya kali pertama bertemu dan mengobrol dengan Chik Rini, perempuan asal Aceh yang menulis “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft” di Majalah PANTAU, selama dua jam itu mata saya berkaca-kaca, terkagum-kagum dengannnya. Sesekali menggelengkan kepala dan selalu mengecek rekaman. 

Kak Chik, panggilan saya terhadapnya, seorang kontributor Majalah PANTAU sekaligus salah satu dari dua wartawan PEREMPUAN Aceh yang waktu itu berani terjun langsung ke konflik. Aceh masih dalam gejolak panas konflik. Demi sebuah berita, ia tak memikirkan apa pun (bahkan kekasinya). Sampai suatu hari di titik balik semua peristiwa yang dialaminya ia berpikir, “Untuk apa saya melihat semua orang itu dibunuh dan saya hanya meliputnya saja? Saya hanya diam. Padahal mayat itu dibunuh sadis oleh tentara Indonesia. Saya orang Aceh, mereka juga orang Aceh. Apakah bad news is a good news?”

Terlalu banyak darah yang ia lihat, katanya. Sekalipun ia tak pernah takut. Nalurinya sebagai wartawan dan keinginannya mengejar berita ter up to date berhasil. Karyanya “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft” diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang dan diterbitkan di media massa di sana (saya lupa nama medianya). 

Tentu saja, karyanya menjadi perbincangan di media massa Jakarta baik di Utan Kayu, Komunitas Tempo, dan kalangan wartawan. 

Saya ingat dua jam itu, dengan mata berkaca-kaca serta ucapan gila ini perempuan. Kata-kata itu muncul nggak habis-habisnya. Sama halnya seperti saya membaca email dari pemilik website. Mata saya berkaca-kaca dan berkata, “Gila, hidupmu dipenuhi keberuntungan. Mimpi jadi nyata.” 

Kedua nama itu tetap membuat saya wow amazing. Benar-benar luar biasa perjuangan mereka dalam menjelajah kehidupan ini. Usaha tiada henti meski terselip kelelahan. Rasa suka dan cinta selalu mereka salurkan dalam kata-kata. 

Itulah Chik Rini. 

Serta itulah pemilik dan penulis website http: www.wisataseru.com adalah Catur Guna Yuyun Ang atau biasa disapa Mba Yuyun. Semangatmu akan mengalir kepada saya (ceileh, hihiii) dan “Tulisan adalah taste,” katanya pada saya di awal paragraf email. Yups, tulisan adalah rasa. 

Pagi hari di 26 Oktober 2011, semoga hari ini tidak terik dan membuat gosong kulit wajah saya. Semangattttt…
===>> PS: Mba yun, selamat atas bayi yang sedang kau kandung dlm rahim. semoga sang ibu dan bayinya sehat selalu.. amin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar