Senin, 03 Oktober 2011

Menjiwai Proses

"Kamu up and down belakangan ini," katanya di ruangan lantai dua. Seorang perempuan jika sudah keluar air mata demi laki-laki, its no way! Nggak boleh kayak gitu. Katanya. Kata ibu yang saya sudah anggap sebagai ibu kedua atau keluarga sendiri. Saudara perempuan yang sama-sama bershio Naga. Tak ada jawaban dalam sindiran itu. Terdiam. 

Bagi perempuan, terdiam itu karena memikirkan sesuatu. Menangis itu layaknya tersenyum maupun tertawa. Ia memiliki caranya sendiri untuk mengekspresikan rasa. Tersenyum dan tertawa itu membuat otot-otot kaku di tubuh kembali kendur. Hormon endorfin kembali menyebar indah. 

Keluar air mata itu pun lumrah. Perempuan ingin merasakan kedua hal itu. Baik tertawa, dan menangis. Meresapi, menjiwai, hingga merasa menyatu dengan segala proses. Iya, sebuah proses. Proses kehidupan yang takkan pernah henti. Termasuk ketika ia merasakan yang dinamakan cinta. Cinta kepada lawan jenis. Membuatnya hidup. Menanggapi segala proses dari cinta. Positif. Negatif. 

Cinta adalah salah satu kelemahannya hingga kini, karena cinta ia bisa menangis meraung-raung atau mungkin bisa mengurung diri dalam kamar hingga berhari-hari. Bisa juga membuat puluhan sajak. Kadang kata-kata itu dapat mengalir deras, mengingat hangatnya akan rasa cinta itu. 

Bayangkanlah sebuah kekuatan dari cinta. Sebegitu dahsyatnya dengan cinta. Mencintai dan dicintai. Merasai kedua hal itu dan menyelami prosesnya. 

Kala senja. Kala hujan. Dalam secangkir kopi hitam. Dalam tiap kalimat puisi "Aku Ingin" Sapardi Djoko Damono. Dalam "Rectoverso" karya Dee. Dan tentunya dalam sajak yang selalu kamu buatkan untuk perempuan. Bukankah dalam itu semua terdapat kekuatan cinta? Cinta yang kuat. Diikat hanya oleh satu kata. 

Banyak orang yang rela melepaskan segalanya demi menjiwai proses cinta ini. Individu-individu yang mengemis akan adanya cinta dalam hidup. Ada juga yang rela menjual harga diri demi seutas penyambung hidup. 

Dalam malam ini, ketika hujan tak lagi bergemericik, suara jangkrik masih terdengar di kebun salak belakang rumah, dan suara ngorok keluarga yang telah terlelap, saya hanya ingin menyatakan sesuatu. Demi seseorang. Atau demi setiap perempuan di mana pun, tetaplah mencintai dan dicintai. 

Tetaplah mencintai dirinya, meski ia tak lagi menggenggam tanganmu. Meski ia telah pergi jauh meraih impiannya tanpamu, dan bahkan ia tak lagi memberikan sms atau menelponmu, tetaplah menyayanginya setulus hati. Biarkan namanya bersemayam indah dalam relung hati, dan biarkan ia terkenang dalam setiap tulisanmu. Buku harianmu. Fesbuk dan twittermu. 

Tentu saja, namanya itu masih ada di sini, menemani hari. Hanya untuk satu kekuatan yang membuat tetap hidup. Dengan cinta itu, membuat saya lebih kuat,  menghadapi tebing di depan sana. Bukan karena ada kamu. Tapi, karena setelah tebing di luar sana terdapat impian ini, kue pancong yang didamba. Cinta ini menguatkan. Cinta ini menghidupkan. Jiwailah setiap proses dari cinta itu, wahai perempuan Indonesia!

Pasar Minggu, 3 Oktober 2011, gemericik hujan telah berhenti dan tumben kantuk tiba pada jam 10 malam. 

nb: saya tetap menghubungimu. Saya pun tetap menulis tentangmu. Keterikatan ini membuat saya kuat, dan tersenyum setelahnya. Begitu indah nikmat Tuhan. Sukses selalu tanpa batas untuk kita ^_^

12 komentar:

  1. tulisanmu always indah Nes.. always menyentuh setiap hati perempuan2 yang baca.. karena yaa itulah yg perempuan dapatkan or alami setiap kali kami masuk kedalam ruang dan waktu yang dinamakan cinta..

    sampai di titik batas sudut yang dinamakan sakit karena cinta itu..
    samapi air matapun sudah kering ato sudah gak ada harganya lagi buat kaum adam ini. paling mereka cuma bilang ngapain sih pake nangis2 segala. apa kamu pikir aku suka liat air mata .. huh huh huh si adam pikir airmata cuman senjata buat mereka biar luruh !! NO WAY!! its hurt its pain ..gue jadi nangis lagiiih! .. lanjutan si adam bilang be strong dounk. ngapain sih pake nangis2 segala.. the end akhir dari episode siperempuan.. cape deh gue lagi sedih sakit cape hati gue semua karena elo tau ga sih loe!! kirain airmata gue buat kecoa apa.

    heheheee.. the end lagi .. janji di dalam hati yg paling dalam. gue gak akan nangis lagih karena kamu hai hai kaum adam. and elo bisa liat gue akan setegar batu karang yg elo gak akan nyangka2.. elo yg akan nangis2 .. gantian dhe acara nangis2nya . pindah kos2an hihi!!

    aniwei yup im agree sama Agnes .. love is all about .. love yg bikin kita hidup. tertawa menangis.. gue juga akan bilang khoo.. hey cintaku .. aku sayankk kamu dan aku cinta kamu selamanya.. u re mine .. im yours!! we will grow old together !! ( HOPE MY LOVE MY CHYNK BACA INI)

    BRAVO Agnes .. di tunggu tulisan2 nya lagi. soalnya asik banget bacanya! karena itulah kamu Nes.. kamu buat kita2 perempuan2 ini!

    BalasHapus
  2. hai anonim, siapakah kamu? pastinya kamu adalah perempuan dan pastinya jg kita mengalami hal yg sama. Bravo juga buat anonim..
    Semangat perempuan2 Indonesia.. hahaaa..

    BalasHapus
  3. Edelweiss...tulisanmu bagus sekali...aku setuju sekali, tetaplah mencintai..biarlah cinta itu tetap ada karena semakin kita menolaknya semakin sakit rasanya...

    Seseorang mengatakan:
    Bila seorang pria membuatmu tertawa berarti kamu menyukainya..Bila ia membuatmu menangis berarti kamu mencintainya...

    Menangislah...karena cintamu tulus
    Cintailah...karena seperti itulah adanya

    BalasHapus
  4. hey, arumanis.. salam kenal. Saya baru pertama mendengar namamu di blog ini..^^

    ungkapanmu itu juga bagus sekali. Yups, benar seperti itulah cinta. Meski ia sebegitu menyakitkan menyakiti hati ini, tapi tak apalah. itulah proses dari menjiwai cinta.. ^_^

    BalasHapus
  5. salam kenal juga edelweiss...saya memang baru di blogmu ini..

    yaa itulah proses menjiwai cinta...karena manusia mempunyai logika dan perasaan...ketika logika lebih peka ia akan berkata : cry for love it's not ok....tapi ketika perasaan lebih peka ia akan berkata : cry for love it's natural...

    oke...selanjutnya saya tunggu tulisanmu...see you..

    BalasHapus
  6. mungkin saya berpikir yg kedua arumanis, heee..
    makanya selalu keluar kata-kata yg mengalir begitu saja ttg cinta yg ada di blog ini. setiap kali membaca postingan yg lalu-lalu, saya rasanya ingin ketawa sendiri, ketawa ngakak sambil mesem-mesem. lucunyaa.. ;-D

    hey, arumanis bolehkan saya minta blogmu juga???

    BalasHapus
  7. saya tidak punya blog, edelweiss..

    saya hanya seseorang yang sedang menjelajah dunia maya...mencari cinta yang hilang dan terdamparlah di blogmu ini..heheheee..

    so, kita bertemu di blogmu saja...have a nice weekend..

    BalasHapus
  8. hahaaa... kata2mu itu puitis sekali arumanis.. baiklah qt bercengkrama di sini saja. semoga silaturahmi berjalan terus hingga tua nanti..
    namamu arumanis sungguh bermakna byk nian.. heheee.. :-)

    BalasHapus
  9. saya gemetaran membaca tulisan kamu. cinta? sebuah tebing yang tak tahu di mana puncaknya, atau sebuah arus sungai yang begitu deras, dan teramat deras. atau cinta juga seperti air di situ yang begitu tenang, namun di dalamnya penuh mesteri.
    salama angkringanwarta

    BalasHapus
  10. cinta? aku, kamu, dan entahlah ada siapa saja di sana. namun tersenyumlah bagi cinta...

    BalasHapus
  11. edelweis ,, teruskan tulisan"mu,, saya sangat menikmatinya,,
    kata-kata sederhna namun penuh makna ,,,

    regard,,
    ME.

    BalasHapus
  12. hey, anonim tak bernama, entah siapa kamu, bagaimana wujud dan jenis kelaminmu tapi kamu cukup hhhmmm, sampai2 mau rela menyempatkan berkomentar di blog ini.. I'll keep writing.. menulis itu obat bagi saya.. salam hangat slalu.. ^^

    BalasHapus