Tak sesederhana yang dibayangkan. Bukan hanya cinta yang diperlukan dalam hubungan ini. Terhubung dan terikat satu sama lain sudah terjalani sekian lamanya. Menghirup setiap aroma di tubuhnya. Menyebut namanya di tiap helaan nafas. Ternyata sukar sekali.
Mengingat malam itu, layaknya malam-malam sebelumnya. Seperti deja vu tak pernah henti. Terus berulang dan mendera. Menyayat hati makin dalam. Lukanya takkan pernah sembuh. Justru ia makin dalam dan dalam lagi. Menangis pun tak bisa. Air matanya mengelak tak ingin keluar. Terpendam dalam hati. Sakit.
011011, jam 8 malam di pom bensin antara jalan itu. Pemberhentian ini menghentikan perjalanan. Lelah antara kami. Tak kuasa menahan kesakitan menahun. Lima tahun mengenalmu tak cukup untuk sekedar saling mengenal, memahami, dan memaklumi. Kembali bercengkrama dahsyat. Lalu, ia pergi. Meninggalkan perempuan di pom bensin itu.
Mengapa pergi? Mungkin ia lelah atau kemuakan yang begitu bertubi menyayat hati. Mengapa tega meninggalkan perempuan di sana malam itu? Perempuan pun tak tahu. Adakah orang yang tega berbuat seperti itu?
Perempuan masih duduk kaku menunggu dan berharap ia kembali datang. Seraya langsung memeluk perempuan dan berkata, "maaf" atau "mari kita tak saling menyakiti lagi. Kita pikirkan ke depannya." Itu hanya impian semu.
Setengah jam kemudian, perempuan pun pergi. Meninggalkan tempat itu dan harapannya. Kemana? Ia pulang. Ke satu-satunya tempat. Berjalan kaki dari pom bensin hingga ke rumahnya. Cilandak sampai rumah. Begitulah awal perempuan memulai Oktober.
Tangisan tak terdengar lagi. Mengurung hati ini pun tak kuasa. Tetap ada namanya. Sama seperti beberapa bulan lalu. Setengah 12 malam, dari Pancoran hingga Pasar Minggu. Lelaki itu tak kembali menjemputnya. Perempuan masih bisa merasakan air mata jatuh, membuat matanya sembab dan bengkak. Deja vu.
Mari kita tak saling menyakiti. Mari kita berpisah. Namun, kamu tetap cinta pertama perempuan.
Pasar Minggu, 2 Oktober 2011 pukul 19.13 WIB
wow, mengalir sekali ceritanya..!
BalasHapussemoga perempuan itu tetap sabar..!
semoga saja mas Roe.. ^^
BalasHapus