Jumat, 09 September 2011

Mencintai

I love you. But we can't together... (Seo in Wo dalam serial drama Princess Prescurator)

Mungkin mencintai seperti itu. Memendam rasa, merasainya hingga ke jiwa namun tak mendapatkan rasa yang sama. Bila rasa itu manis, entah mengapa berbalik menjadi kecut. Menjiwainya saja tak cukup, bahkan untuk mencintai saja dibutuhkan nafas. Menghirup nafas tiap detik, itu sama saja dengan mencintaimu. Mendoakan segala yang terbaik bagimu. 

Mencintai itu mungkin seperti memandang bintang. Kadang ia ada, namun terkadang menghilang jua. Layaknya jatuh cinta terhadap cita rasa kopi hitam. Menghirupnya saja sudah membuat senang. Apalagi menyeruputnya. Membuat melayang ke angkasa, tertawa ngakak, dan tersenyum lebar setiap saat. 

Jika dalam hujan, bisa mencintaimu seutuhnya. Maka akan saya lakukan. Jika dalam hujan, saya membasahi tubuh dan menari seperti kamu ada di  depan saya, itu bisa membuatmu tersenyum. Segalanya akan saya lakukan. Mencintaimu adalah segalanya. 


#Saya ingin dicintai seutuhnya bukan hanya mencintai#


Tengah malam lewat empat menit pada 9 September 2011

7 komentar:

  1. mencntai dan dicintai....sebab yang ingin dicntai bnyaknya adlh korban yang tak dcintai. aku cinta postingan ini...!!! salam kenal!!!

    BalasHapus
  2. membicarakan cinta saya hanya bisa tersenyum membacanya.

    BalasHapus
  3. biarkan cinta tetap dengan keabsurd, sebab dengan demikian cinta akan selalu tinggi

    BalasHapus
  4. Jika kau mencintai aku. Jadilah kau aku (Sapardi Djoko Darmono)

    BalasHapus
  5. @Puspita: yups.. adakalanya yang ingin dicintai itu adalah korban.. heheee...

    @Muhamad Firmansyah; semoga tersenyum juga karena apa pun..

    BalasHapus
  6. @angkringan warta; mungkin biarkanlah cinta slalu sejajar sesama pasangannya. jgn terlalu tinggi. sangat kesenjangan itu.

    @Wahyu Eko: Sya juga mencintai SDD..

    BalasHapus
  7. Sahabat, Jika setiap persoalan membuat kita mengeluh, maka keluhan kita tak merubah apapun melainkan hanya mempertontonkan kelemahan dan betapa rapuhnya kita.

    Mereka yang sadar suatu saat akan menjadi orang besar justru tersenyum ketika menghadapi persoalan, sebab mereka meyakini bahwa mereka semakin dekat dengan kesuksesannya.

    BalasHapus