Tinggal lima jam lagi menuju genapnya angka dua puluh tiga. Saya merenung, merefleksikan apa yang terjadi selama hidup dalam dua puluh tiga tahun ini. Hidup saya. Tentang orang tua saya, kakak, adik kecil si bontot, keluarga besar nyak Betawi, keluarga dari Bapak di Solo. Kehidupan saya ketika Taman Kanak-Kanak (TK), kala SD dekat rumah ikut Pramuka, SMP nyantren dan mengenal dunia jauh dari orang tua, di MAN 13 Lenteng Agung mengenal dunia baru. Ikut naek gunung, camping, sampe climbing. Mengenal cinta pertama.
Kampus. Dunia pembebasan berekspresi, mengeksplor apa yang diinginkan oleh diri. Bebas memilih UKM yang diminati. Bebas pulang malam, dan mengenal apa itu cinta kedua, cinta apa pun yang ada di kampus. Pembelajaran akan adanya pembentukan karakter diri sendiri, membina dan menumbuhkan mental yang selama ini terpendam.
Pastinya, ada satu hal yang saya sangat berterima kasih kepada kampus. Saya mencari, menelaah dan menentukan apa yang saya inginkan dalam hidup ini. Menulis. Berkehidupan jurnalistik. Menjadi seorang jurnalis, entah dengan idealisme atau pun kesejahteraan. Saya ingin profesi itu.
Menjelang waktu yang semakin berjalan, mendengarkan CafĂ© del Mar Blank and Jones “Someone Like You” dan berharap akan sesuatu. Saya berpikir ke belakang, lima tahun yang lalu menjelang hari itu saya kemana yah. Tiga tahun yang lalu, dua tahun yang lalu, dan setahun yang lalu. Saya kemana dan bersama siapa. Saya alpa.
Kini, masih dalam rangka menjelang saya pun sedang berharap penuh. Mungkin malam ini saya akan pulang jam 9 malam, sampai rumah setengah 11. Berharap kamu ada di depan gerbang rumah saya pukul 00.00 WIB nanti. Tepat 12 Agustus 2011. Membawa secarik sajak perjalanan dan mawar putih. Atau mungkin boneka teddy bear seperti setahun yang lalu. Atau boleh saja, dengan ketakjelasanmu pada hari itu, yang terpenting kamu ada di sana.
Saya juga memimpikan, besok sore kamu tiba di depan kantor saya, Pangeran Jayakarta 66. Tak usah bawa apa pun, dirimu saja. Kita dinner bareng, atau kongkow dengan kawan-kawan di Kedai Kopi Poenam, boleh juga di Wapres, Bulungan.
Saya memang boleh, punya pengharapan tinggi. Nyatanya kamu tidak menghubungi saya seharian. Ahhh, saya ingin pacaran sama angin saja. Mungkin ia bisa membawa saya ke pinggir pantai, dan menemani saya dalam malam. Mencoba merengkuh dengan angin yang sejuk. Lembut. Hingga fajar menyingsing. Ahh, anginnya entah di mana. Entah apa atau siapa. Hanya angin dan saya.
Menjelang ini, saya ingin berceloteh dan berterima kasih kepada mama. Karena telah mengandung, mendidik dan memberikan saya nama yang indah. Tia Agnes Astuti.
Dan kepada kamu, “Someone Like You…” yuk nongkrong sampai pagi lagi pada 12 Agustus 2011 nanti.
Pangeran Jayakarta, 11 Agustus 2011 pukul 19.22 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar