Senin, 28 Desember 2009

UIN MEMILIH

UIN Jakarta memilih. Memilih untuk menggunakan status BLU dan memilih untuk bekerja sama dengan PT. Defclean Utama Mandiri (dumparking). UIN memilih untuk memudahkan serta mengefisiensikan birokrasi dan pengelolaan dalam penggunaan status BLU.

Sejak pergantian IAIN menjadi UIN, mengeluarkan slogan world class university dengan janjinya akan menuju ‘universitas riset’ sampai dengan pergantian logo baru, sebenarnya UIN telah ‘hutang’ kepada masyarakat dan sivitas akademika. Bagaimana tidak? Gedung mewah menjulang tinggi dengan pemandangan fisik luar yang mencengangkan mata. Mahasiswa baru terlalu percaya UIN itu bagus dengan fasilitas lengkap. Ketika mengetahui seluk beluknya, mereka baru ‘ngeh’ dengan kenyataan. Sedangkan mahasiswa lama masih mempertanyakan perwujudan dari mimpi tersebut. 

Setiap pilihan pastinya memiliki resiko, entah itu sebesar atau sekecil apapun. Dan UIN sendiri memilih untuk mengambil resiko bekerja sama dengan dumparking yang baru pertama kali menerapkan sistemnya di kampus ini. Inginnya mendapatkan pelayanan yang lebih baik. Tapi toh belum kelihatan, malah justru menambah permasalahan baru. 

Dumparking ada karena dampak dari BLU juga. Sebuah pengharapan dengan istilah ‘meningkatkan pelayanan’. BLU memang memberikan iming-iming indah dengan konsep meningkatkan pelayanannya tapi jika kurang berjalan dengan baik, itu akan menjadi masalah baru lagi. 

Pelayanan itu tidak hanya memperbaiki dari sistem pengelolaan keuangannya saja tapi berbagai elemen pengelolaan lainnya harus turut andil. Sistem pengelolaan akademik serta pengelolaan kepegawaian. Ketiga hal tersebut dengan menggunakan status BLU jika dapat berjalan beriringan dan saling mendukung tentunya akan tercipta sinergi yang baik. 

Faktanya, baru satu aspek saja yang kelihatan yaitu keuangan. Aspek yang lainnya meredup atau mungkin mereka sedang merangkak untuk naik ke tangga berikutnya, entah sampai kapan mencapai tingkatan atas. Tapi, kami mahasiswa masih menunggu UIN menuju sebuah nilai perbaikan. 

Para jajaran rektorat diharapkan dapat melek mata dengan apa yang terjadi di kampus. Permasalahan lama dan klasik seperti sarana dan prasarana ditambah lagi dengan permasalahan baru bukannya dapat terselesaikan tapi menunggu klimaks saja untuk meledak. 
Seyogyanya, UIN dapat lebih baik memilih dan memutuskan mana yang terbaik bagi seluruh umatnya, mungkin hal ini bukanlah pilihan yang terbaik tapi hanya sebuah jalan yang harus dipilih bagi UIN.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar