Minggu, 25 Januari 2009

MENGHARAPKAN BAYANG SEMU

Mengharapkannya seperti berharap pada bayangan
Semuanya menjadi semu, tak terkendali
Ingin ku membelai rambut tipisnya
Dan bersandar di pundaknya
Seraya menatap wajahnya malu-malu
Ia hanya bisa menjadi bayangan
Tanpa ku tahu apakah ia kan selalu ada
Dirinya kian menghilang
Dan aku kian terdiam, sendiri
Menangisi bayangnya yang kian menjauh
Aku bodoh ataukah aku yang terlalu hina
Sekadar untuk mengharapkan setitik belaiannya saja
Ia yang lalu dan tak kan pernah ada lagi
Ia ataukah aku
Merasa dunia ini sepi nan hampa
Tanpa ku bisa mengharapkan diisi lagi olehnya
Andai saja...
Pengharapan yang sia-sia, tak ada gunanya
Mengharapkan bayang semu adalah sebuah kebodohan yang mneyenangkan
Terlalu indah untuk dilupakan
Memang ternyata apakah ia hanya bisa sebagai angin yang lembut saja
Aku merindukannya
Semuanya..
Beserta senyumannya
Yang sangat lekat dalam ingatanku
Maafkan untuk ketidak jelasan ini,
Untuk semua yang telah mnejadikan kamu ada dalam kehidupanku

Di rumah, 13 Januari 2008 PKL. 20. 35 WIB
Tanpa ku tahu apakah ia masih ada dalam hangatnya kerinduanku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar