Judul buku : Drunken Master
Penulis : Pidi Baiq
Penerbit : Dar! Mizan
Tahun : I, Januari, 2008
Tebal : 204 halaman
Manusia menjalani kehidupannya terkadang terlampau serius, terencana dan rasional. Hingga jarang sekali ada yang menjalani kehidupannya sambil bermain-main, menganggapnya sebagai sebuah lelucon belaka. Ada yang menganggap hidup ini adalah panggung sandiwara, dengan banyak lakon di dalamnya dari yang antagonis sampai protagonis, dari yang lucu sampai yang serius. Semua kembali kepada sang pelaku kehidupan masing-masing. Memang sepatutnya hidup ini dibawa santai sambil menertawakan hal-hal yang terjadi. Bisa dibilang kegilaan dan permainan adalah terapi yang harus dilakukan dan penting untuk menjaga kewarasan dalam menjalani hidup. Hal inilah yang dilakukan oleh penulis Drunken Master, Pidi Baiq. Penulis dapat dengan apiknya mengemas kisah yang terjadi dalam kehidupannya dengan lucu, konyol dan penuh kegilaan, sesuatu hal yang jarang dilakukan oleh kebanyakan orang.
Druken Master merupakan sebuah buku berbentuk kumpulan catatan harian, penulisan didalamnya pun seperti buku harian yang dikisahkan dengan bertutur. Buku ini berkisah tentang perjalanan seorang mantan dekan di ITB alumnus Institut Teknik Bogor (ITB). Di dalamnya terdapat kisah kesehariannya, kisah dengan istri dan kedua anaknya, dengan tetangga dan lingkungan sekitarnya. Kisah tersebut dibangun dengan alasan kekonyolan dan kegialaan belaka. Supaya segala sesuatu yang terjadi dalam menjalani hidup ini tidak dianggap terlalu serius.
Ada cerita mengenai ketakukan suami kepada istrinya ketika pulang ke rumah jam satu malam, takut dikira mencari wantia lain di luar sana. Maka ide gila itu keluar dengan alasan bahwa di tengah jalan di daerah Kiara Condong, Bandung, Pidi dicegat oleh dua monster. Monster yang pertama ingin membunuh para suami yang setia kepada istri sedangkan monster kedua yang bernama Tapiokamaizena juga mencegatnya. Mereka berkelahi dengan hebatnya seperti di film laga namun monster-monster tersebut tidak kalah juga. Padahal ia telah menendang, menonjok dan segala jurus lainnya telah dikeluarkan tapi tetap saja tidak mati. Lalu munculah ide untuk menabraknya. Seketika itu juga, setelah ditabrak dengan mobil, monster itu mati dan sampailah suami di rumah dan menceritakan cerita konyol itu kepada istrinya. Padahal cerita tersebut hanya alasan gila seorang suami yang takut dimarahi istrinya. Supaya istri tidak marah. Setelah mendengar samapi tuntas ceritanya, istrinya geleng-geleng kepala kepadanya.
Kisah lucu lainnya saat Pemilihan Presiden lalu, penulis teringat akan hal yang lucu dan sampai sekarang ia pun belum mengetahui alasannya. Di dalam bilik suara, anaknya yang bernama Timur ikut masuk, saat ingin mencoblos, anak kecil itu menyuruhnya mencoblos SBY. Tanpa menanyakan alasannya, si-ayah mengikutinya dan mencoblos bagian kepala SBY. Menurutnya, tak ada salahnya menuruti Timur, mungkin saja SBY akan berbangga hati apabila mendengar ada seorang anak kecil yang ingin sekali memilihnya namun belum cukup umur. Bagaimana bisa memilih seorang pemimpin bangsa untuk masa depan bangsa ini hanya mendengar dari ocehan seorang anak kecil berusia 5 tahun. Penulis pun tak mengetahui alasannya dan ia mengakui dengan sungguh-sungguh bahwa memilih SBY bukan bersumber dari hatinya. Namun, itu tak jadi persoalan. Toh, SBY sudah memenangkan pemilihan dan telah menjadi Presiden.
Buku ini menceritakan kejadian-kejadian lucu lainnya, sampai kepada kejadian gokil yang dikarangnya hanya untuk bualan dan candaan saja. Saat teman dari penulis buku ini, dari Malaysia datang ke Indonesia dan berkunjung ke Bandung, mereka bertemu dan mengobrol masalah dua budaya, Indonesia dan Malaysia berikut dengan persamaan bahasa. Di tengah perbicangan Pidi menanyakan persamaan dan perbedaan bahasa mereka. Kata seksama, di Malaysia menurut Noor, artinya adalah cermat. Tapi, Pidi berkata lain, menurutnya di Indonesia seksama berarti seks dengan seksama. Selain itu, kata lainnya, mendustai, dalam bahasa Malaysia artinya berdusta kepada orang sedangkan menurut Pidi artinya adalah membungkus tai dengan dus. Kata-kata kasar dan konyol itulah yang membuat permainan teka-teki ini menarik dan dapat merangsang syaraf ketawa. Seperti kata Noor, ”There is only one way to find combination of life. Follow Pidi. “
Buku ini menawarkan segala kegilaannya yang dapat membuat kecanduan dan tertawa sampai terpingkal-pingkal. Dengan pengemasannya yang unik dan jujur, Pidi Baiq, mampu memaparkan cerita dari perjalanan hidupnya yang “gila”.
Namun, sangat disayangkan, struktur kalimat dalam buku ini sangat pendek dan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sehingga pembaca dapat kesulitan untuk mencernanya apalagi logat Batak dipakai dalam buku ini. Dalam artian, logat batak secara lisan sama persis ditulis di buku ini. Bagi para pembaca yang telah mengetahui siapa penulis ini dapat langsung mengerti maksud dari cerita lucu ini. Di balik kelebihan, kekurangan dan cerita lucu yang ada di buku ini, bisa dikatakan bahwa buku ini termasuk ke dalam buku humor yang menarik untuk dibaca. Inilah buku humor yang menjadi refernsi tambahan bagi pembaca yang ingin menikmati dengan tertawa dan hal gila lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar