Kamis, 01 Agustus 2013

Dini Hari

Ada yang bilang dini hari maupun sepertiga malam adalah waktu yang pas untuk berdoa. Meminta ampunan pada Tuhan sembari berserah diri. Sedari tadi, saya sudah merapal doa, membaca berkali-kali satu ayat dalam Qurah Surat Ar Rahman: 'Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau Dustakan?'

Lafal itu kian membuat saya teringang-ingang. Tiap kali ada kejadian tertentu, saya membacanya, sambil menghembuskan nafas dalam-dalam. Sejujurnya membuat hati saya tenang. 

Ini yang saya terapkan siang itu dan malam ini. Banyak pikiran liar yang melintas, menyuruh ini itu, dan mengindahkan aura positif. Saya pun labil. Sebuah buku bertajuk 'Fira dan Hafez' karya Fira Basuki pun dilahap hingga setengahnya dalam waktu 2 jam. Bab 23 di buku itu saya tandai lalu ditutup. 

Layar monitor terpaksa harus dipelototi. Bagaimana tidak, hingga pukul 00.02 tak satu pun tulisan diselesaikan. Totalnya ada 7 angle yang harus dikerjakan untuk terbit siang nanti. Memaki pun terasa bodoh. 

Sudah sejak habis waktu berbuka puasa, saya mencari semangat itu. Tadinya saya kira bisa temukan di angkutan umum perjalanan pulang. Salah besar, tak ada apa pun di sana. Saya kembali mencari di kamar mandi, hasilnya nihil. Saya menyisirnya pula ke kebun sebelah rumah, sama jua. Linglung dan lelah. Saya melamun. Asyik, tapi tetap saja. 

-menjelang 25-
Jakarta, 2 Agustus 2013



Tidak ada komentar:

Posting Komentar