Kamis, 23 Februari 2012

Tempat Belajar

"Setiap tempat kerja adalah juga sebuah tempat belajar" (Seandainya Saya Wartawan Tempo, 2007). Baru mulai di halaman pengantar, kalimat pertama dari buku itu, jujur jadi terhenyak. Kilas balik dari waktu tahun lalu lulus dari kampus. 

April 2011, sudah mulai mencari pengalaman kerja di luar kampus. Dari menjadi surveyor sebuah bank swasta, sampai bekerja di media online gaya hidup. Alhasil, hati tetap berkeinginan ke news. Jangan tanya kenapa? Karna saya sendiri tak tahu. 

Lalu, berdirilah sekarang saya di antara semua redaktur top markotop dan seorang guru yang sempat nggak sempat selalu menyediakan waktu luang bagi kami (para reporter fresh). Pak Guru itu yang memberikan saya buku. 

Malam itu, saya ditugasi memantau perkembangan kasus Mujianto, pembunuhan berantai terhadap 16 orang di Nganjuk, Jawa Timur. Tiba-tiba ia datang ke meja saya, dan entah meminjamkan atau memberikannya. Saya nggak ngeh, yang jelas dalam semalem saya harus selesai membacanya. 

Tapi, baru di kalimat pertama saya tersentak kesekian kalinya. Disuruh mencari apa manfaat diri saya di tempat kerja. Apakah saya merasa di tempat itu menjadi media belajar? 

Di geDoor, dan tempat sebelumnya.. dengan tegas saya katakan iya, lalu apa? seperti apa? Seperti merefleksi segala waktu yang dulu pernah ada. Kita tidak pernah tahu apa yang direncanakan Tuhan atau kejadian apapun ke depannya. Saya selalu yakin, Tuhan sedang mempersiapkan 'sesuatu rencana' buat saya. Ada keyakinan itu. Saya tak tahu bentuknya akan seperti apa atau bagaimana caranya. Saya hanya yakin. 

Saya menyakini Harian Detik sebagai tempat belajar saya selanjutnya. Meski saya masih cupu, belum ngerti isu, atu diomelin mas Redaktur Metro tapi I'll be fine! Selalu ada yang baru dan pertama untuk segalanya. Keep fightin!

_deNezt_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar