Saya bertemu Djenar. Setelah sehari sebelumnya, liputan
dugaan korupsi rektor itu yang ngejelimet otak. Patut digaris bawahi; DUGAAN.
Karena kasus dugaan itulah membuat saya begadang transkrip klarifikasinya-dan
jujur saya pun bingung- setelah riset keesokan harinya dan wow gile bener
ternyata banyak amat yah tudingan terhadap rektor itu.
Revisi sana sini, redakturnya yang berkali-kali ngomong
dengan galaknya (but I’m okay!) dan riset mengenai dugaan korupsi itu, membuat
menguras otak, pikiran, dan waktu. Thx God, malamnya mereka memberikan tugas
yang lumayan okelah untuk bikin hati tersenyum.
Maka, hari ini dalam launching kumcernya Hilbram Dunar yang
berjudul Plastic Heaven, saya bertemu Djenar.
Sosok perempuan itu, dengan menyiapkan amunisi bir bintang
kaleng dalam tas kecilnya tampak berpakaian santai di depan kru media dan
pengunjung. Tanktop hitam, dengan bra hitam yang diam-diam ingin keluar, serta
celana jeans biru tua. Rambutnya diikat.
Wajahnya tanpa riasan. Sama sekali
tidak ada bedak maupun gincu di sana. Asli, natural.
Saya merasa intim dengannya. Sejak di kampus membaca karya Nayla,
Jangan Main-Main dengan Kelaminmu, Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta hingga
menonton Mereka bilang Saya Monyet. Ia ada dalam proses kreatif kehidupan saya,
begitu pula dengan cerita cinta saya.
Banyak hal yang saya suka darinya. Ia tampak asli, begitu apa adanya. Bahkan tanpa riasan itu ia sangat cantik dan perempuan banget. Berbeda dengan Anya Dwinov yang dengan make up tebal dan terlihat jaga imaje. Atau dengan Wanda Hamidah dengan sikap yang entah berwibawa atau apalah. Tapi, Wanda manis secara fisicly dan saya suka memandang wajahnya berkali-kali. Cantik alamiah.
Bertemu Djenar secara nyata adalah indah. Ia seperti kakak
dan ibu bagi saya. Meski itu dalam imaji tapi saya menganggap demikian. Saya
terkadang suka mengkhayal, bagaimana jika Djenar menasehati saya tentang cerita
cinta, bagaimana saya ingin ngebir dan ngerokok bareng dengannya. Atau mungkin
ngopi bareng di sebuah kedai kopi, dan mungkin juga ketawa ngakak di Kedai
Salihara. Mungkin juga saya ingin menangis atas bodohnya cinta saya kepada ia,
cinta monyet saya.
Ia memanggil mantan suaminya dengan cinta monyet. 12 tahun
pacaran dan 7 tahun pernikahan. Dua buah hati perempuan yang segera beranjak
dewasa.
Ketika sampai pada pertanyaan, apa hal tergila lo dengan
cinta? Ia menjawab vulgar, tanpa malu, dan memang begitulah kenyataannya.
DIVORCE.
Itu adalah satu hal tergila yang ia lakukan karena cinta.
Katanya, dahulu selama 12 tahun mereka selalu berpikir bagaimana bersama, kini
yang mereka pikirkan adalah bagaimana berpisah. Ironis.
Pacaran yang panjang, matanya berkaca-kaca ketika
menceritakan hal itu. Tanpa disadari, saya pun memiliki ketakutan yang sama.
Saya memiliki cinta monyet di kampus. Bukan cinta pertama,
cinta yang kedua. Cinta pertama saya ketika putih abu-abu, ia akan segera
menikah dalam dua hari ini. Ia tak ada apa-apanya, yang kedua ini benar-benar
menjadi apa-apa bagi saya.
Kebahagiaan, tangisan, perjuangan untuk bersama selama lima
tahun. Dan cinta yang selalu tumbuh tiap harinya. Sayangnya, kami belum sampai
ke dalam tahapan kasih, saling menyayangi tanpa pamrih dan kejelasan dalam aksi
untuk ke depannya.
Ketakutan akan kehilangan, sama halnya seperti Djenar. Cinta
itu memuakkan namun indah. Menyakitkan tapi membuat hidup.
Djenar, perempuan hasil pernikahan Titi Sjuman dan Tutie
Kirana memiliki efek luar biasa bagi hidup saya. Ia mengajarkan apa itu mencinta, mencintai, membuat
laki-laki tergoda, apa itu bersetubuh, bagaimana membebaskan kata-kata tanpa
menganggapnya vulgar atau terlalu ngeseks, bagaimana menjadi jiwa yang bebas;
menulis apa pun yang diinginkan.
Ia adalah Djenar. Hari ini, 8 Desember 2011 saya bertemu
denganya di Kinokuniya Sogo Plaza Senayan. Mari, kita menunggu karya Djenar
selanjutnya pada awal 2012. Dan jagalah kelaminmu untuk cinta monyetmu yang kau
cintai. Siapa pun anda.
_deNezt_ 9 Desember 2011, pukul OO.23, cinta kamu, cinta
monyet!
Keren catatan anda.
BalasHapusAsli, catatannya keren...
BalasHapus"Dan jagalah kelaminmu untuk cinta monyetmu yang kau cintai. Siapa pun anda." << Suka ama kata2 ini ^^
Btw, pasang shoutbox dong, Nes. Biar bisa ninggalin jejak pas lagi nggak komen...
:D