Jika dengan kata-kata bisa membuatmu hidup, maka menulislah. Jika dengan menulis tiada henti tanpa alur jelas, tanpa komersialitas, tanpa ada harga apa pun itu bisa membuatmu tersenyum, maka menulislah. Jika dengan mencintai huruf, kata, kalimat hingga paragraf tersebut yang ingin kau cumbu, maka cumbulah. Saya takkan cemburu. Saya takkan menghilang sedetik pun dari sisimu.
Sama halnya seperti mencintai mimpi dan menggengamnya erat. Tanpa bisa kamu tahu sampai kapan mimpi itu akan kamu genggam. Ataukah kapan saatnya kamu harus melepaskan mimpi tersebut. Yang kamu tahu, menulis itu adalah mimpimu.
Yups, menulis. Pekerjaan, hobi bahkan kebutuhan jiwa yang sangat urgen bagi tiap insan. Krusial! Satu hari tak menulis, rasanya gerah. Jari jemari ini ingin menari. Berputar seperti sedang berdansa, berjoget layaknya irama dangdut Bung Rhoma Irama. Atau mungkin ingin minum kopi sambil ngetik. Yang jelas, rasanya ingin melanglang buana ke angkasa antah berantah dan merasai tiap kata yang hadir.
Dimulai dari “a” dan berakhir dengan “z.” Disusun minimal tiga huruf dan maksimal tak terhitung. Jika dengan menulis itu, bisa membuatmu tambah mencintai saya, maka saya tak bisa berkata sepotong atau dua potong kata.
Bagi saya, kamulah tulisan itu. Sajakmu adalah perjalanan kita. Percintaan ini, percumbuan mesra nan elok, serta kehadiran tiap jengkal emosi merupakan karya. Saya, kamu, tulisan, dan kita. Menulislah seperti kamu mencintai saya.
Rabu, 24 Agustus 2011 pukul 23.53 WIB di sela-sela deadline nggak karuan! ^_^
Jika dengan kata-kata bisa membuatmu hidup, maka menulislah. Jika dengan menulis tiada henti tanpa alur jelas, tanpa komersialitas, tanpa ada harga apa pun itu bisa membuatmu tersenyum, maka menulislah. Jika dengan mencintai huruf, kata, kalimat hingga paragraf tersebut yang ingin kau cumbu, maka cumbulah. Saya takkan cemburu. Saya takkan menghilang sedetik pun dari sisimu.
BalasHapushidup sekali kata-kata ini mba..! sepertinya saya mengalami apa yang ditulis ini.
thanks.
entah hidup atau blm hidup, saya hanya menulisnya mas.. heheee.. makasih atas komennya... ;-D
BalasHapussama2 mba.
BalasHapusoyah, tulisan2nya oke, kenapa gak di bukukan ajah.. saya suka baca.. dan saya pikir tulisan2 mba edelweis layak untuk di bukukan.. atau jangan2 sdh di bukukan tapi aku-nya yg belum tahu. hehe..
salam..
wow, dibukukan???? are u seriously???
BalasHapusheheee.. kayaknya msh jauh dewh mas. belum ngerti sampe ke dunia sana mas... ;-)
atau mungkin mau ksh nasehat dulu ke saya?? hee...
saya serius mba.
BalasHapustulisan2nya bagus, apalagi mbak lulusan jurnalistik, pastilah punya chanel ke penerbit.
nasihat saya, yah coba ditawarkan tulisan2nya ke salahsatu penerbit. hehe..
gagasmedia.com itu kalo gak salah suka terima krya anak muda yang progresif. di coba deh.
originalitas pikiran2nya mba edelweis saya kasih jempol, bakat nulisnya keren. saya yakin pasti jd penulis besar suatu saat.. saya gak sedang bicara sembarangan, tp tulisan2nya saya baca semuanya satu2. keren, EYD nya lancar gak seperti punya saya yg masih semrawut. hehe.
BalasHapusbakat jurnalistiknya mba sdh ada, tinggal berani di bukukan. hehe..
saya jadi pembeli pertama nanti. :) hehe
hey Roe Salampessy: komenmu itu sungguh membangkitkan hasrat utk membukukan karya saya. Seriuskah sudah dibaca satu2?? aih, terharu lho saya.. hihiii... Oke, I'll thinking again.. makasih banget atas sugesti positifnya.. ^^
BalasHapussama2.. doa saya semoga dipermudah jalan ke arah sana. aamiin,
BalasHapustetap semangat menulis, meskipun berkirangat. salam
BalasHapus@Angkringan warta: yey, angkringanwarta.com komentar.. YUps, semangat juga.. hihii..
BalasHapus