Menulis.
Bagi kamu, apa itu menulis? Pertanyaan ini muncul ketika kami sedang duduk di taman itu. Saya yang kelelahan karena urusan kantor, dan kamu yang lelah tanpa jelas apa yang membuatmu lelah. Kelelahan. Sakit.
Menulis adalah ungkapan ekspresi diri. Mengekspresikan apa yang dipikir dan apa yang ingin ditindak dalam tiap laku. Kata menjadi penjembatanan diri. Terakumulasikan menjadi sebuah tulisan. Karya.
Bagi saya, menulis itu adalah obat. Obat dari kesakitan yang saya rasakan dalam hidup, ketidakpuasan akan keadaan sekitar, dan tentunya obat tersebut bisa membuat saya tersenyum.
menulis itu adalah alat untuk membunuh kecoa yang ada di kepala. begitu kata Azhari, cerpenis kami di Aceh. katanya dalam bahasa aceh begini: "mandum ureueng na geu alami meukeuraleuep ulee. maka untuk membunuh itu keuraleuep yang na lam ulee, menulis kamu." hehehehe... salam!
BalasHapusSaya bilang menulis itu terapi, saya percaya dan itu benar :)
BalasHapus@Reza Mustafa: yups.. kecoa itu meradang dan harus dimusnahkan dlm tulisan.. Tp sayang sekali saya tdk mengerti arti dr kalimat panjangmu di atas. Mungkin berkenan mengartikannya.. hahahaa... ^^
BalasHapus@Iyya Maliya: kalo gak salah ada tulisanmu yg ttg menulis juga yah non.. wah blm baca gw.. bisa share lbh jauh nih.. hihiii...
BalasHapusmenulis buatku seperti mengurai benang kusut tak beraturan di otak. lalu menuangkannya dalam bentuk kata2. :)
BalasHapussalam... kunjungan perdana. :)
sudah saya follow. hehe... blogny asik buat dibaca.
Roer Salampessy: yups. setiap org punya persepsinya masing2 ttg menulis. So, keep writing till end.. ^_^
BalasHapustiap alur yang disajikan begitu kuat. salam kenal.
BalasHapushey, salam kenal juga angkringanwarta... ^^
BalasHapusBanyak sekali motivasi para penulis terhadap tulisan-tulisannya. Dan ketika menulis bukan lagi sekedar hoby, melainkan sebuah kebutuhan jiwa guna mencapai kepuasan dan ketenangan batin.
BalasHapusDan tanpa melepaskan kodrat sebagai MANUSIA, yang acapkali bergelimangkan kebencian, kekalutan, ketakutan,ketidak berdayaan, kecemasan, kerinduan, dan khilaf.
Kunjungan perdana langsung follow,,, mohon follback jika berkenan ^_@
yups.. betul banget bung Sandy.. menulis itu adalah kebutuhan jiwa. Jiwa yg memintanya.. apapun tulisan itu, dlm bentuk apapun serta menggunakan kata apapun itu, itu tetaplah sebuah tulisan. Karya bagi sang penciptanya.. thx komennya.. ;-D
BalasHapussetiap orang bebas untuk menterjemahkan mengenai tulisan, sebagaimana kita bebas untuk untuk menuis.dan saya beranggapan bangsa ini akan besar jika para penulis benar-benar dihargai, maka demikian akan menimbulkan minat baca yang besar.
BalasHapussayangnga kualifikasi penulis tersebut dihargai atau tidak dihargai itu sangat relatif dan sukar. Semuanya kembali kpd perspektif individu. Tp apapun itu tetap menulis yuuu...
BalasHapus"mandum ureueng na geu alami meukeuraleuep ulee. maka untuk membunuh itu keuraleuep yang na lam ulee, menulis kamu." hehehehe... salam!
BalasHapusartinya:
semua orang pernah mengalami berkecoa kepala (kebanyakan pikiran). maka untuk membunuh itu kecoa yang ada dalam kepala, menulislah kamu."
Reza Mustafa: wow amazing, bahasa Aceh kok bisa yah seperti itu.. ckckckk.. kagum saya! Sering2lah mengajari saya bahasa Aceh.. hehee..
BalasHapus